TEMA
SUSTAINABLE MANAGEMENT ON GEOLOGICAL, BIOLOGICAL AND
CULTURAL DEVERSITIES OF WALLACEA LINE TOWARD MILLENIUM ERA
JUDUL
MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA
ALAM GEOLOGICAL,
BIOLOGICAL AND CULTURALSECARA TERPADU DAN BERKELANJUTAN
OLEH
Prof.Dr.H.La Onu La Ola,SE.MS.
DI SAMPAIKAN
PADA :
CELEBES INTERNATIONAL CONFERENCE ON DIVERCITY AT WALLACEA’ S LINE (CICDWL)
CELEBES INTERNATIONAL CONFERENCE ON DIVERCITY AT WALLACEA’ S LINE (CICDWL)
UHO KENDARI, 8-10 MEI 2015
Abstrak
Kepulauan Wakatobi dalam wilayah garis wallacea
ialah terletak di bagian Barat garis wallacea dengan dikelilingi oleh laut
Banda pada bahagianTimur sampai
bahagianUtara dan laut Flores pada bahagian Selatan sampai bahagian Barat
kepulauan wakatobi. Kepulauan Wakatobi adalah merupakan gugusan
pulau-pulau kecil yang berjejer dari Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau
Tomia dan Pulau Binongko (WAKATOBI).Kepulauan wakatobi adalah memiliki keaneka ragaman geological,
biological dan cultural pada masing-masing
pulau, sehingga pada tahun 2012 PBB menetapkan kepulauan wakatobi sebagai pusat
biosfer bumi. Untuk mempertahankan potensi keaneka ragaman hayati di ekosistem
mangrove, ekosistem lamun, dan ekosistem terumbu karang kepulauan wakatobi, maka
pengelolaannya perlu dibuatkan model.Adapun
tujuan membangun model ialah ingin
memadukan para petani, nelayan, Sara danPemerintah dalam proses produksi
pemanfaatan sumberdaya alam di ekosistem Mangrove, ekosistem Lamun, dan ekosistem
Terumbu Karang agar tercipta penge-lolaan yang lestari dan ramah lingkungan.
Tujuan Pengelolaan adalah (1)
mengkaji keaneka ragaman hayati di perairan ekosistem mangrove, ekosistem Lamun
dan ekosistem Terumbu Karang; (2) mengkaji keaneka ragaman hayati di atas pohon
wilayah daratan (terrestial); (3) mengkaji keaneka ragaman geologikal dan
biologikal dimasing-masing pulau; (4) Mengkaji keaneka ragaman budaya
dimasing-masing pulau. (5) Membangun model pengelolaan sumberdaya alam geological, biological and cultural secara terpadu dan
berkelanjutan
Implementasi penulis ialah
(1)mengidentifikasi keaneka ragaman hayati di perairan ekosistem mangrove,
Lamun dan Terumbu Karang; (2) mengidentifikasi keaneka ragaman hayati di atas
pohon wilayah daratan (terrestial); (3) mengidentifikasi keaneka ragaman geologikal dan biologikal
dimasing-masing pulau; (4) Mengidentifikasi
keaneka ragaman budaya dimasing-masing pulau. (5) membangun model pengelolaan sumberdaya alam geological,
biological and cultural secara terpadu dan berkelanjutan.
Target yang akan Capai adalah
(1) terdokumentasinya data dan
informasi tentang keaneka ragaman hayati
di perairan ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang
(akuatik); (2) terdokumentasinya data dan informasi tentang keaneka ragaman hayati di atas pohon wilayah daratan
(terrestial); (3) terdokumentasinya data dan informasi tentang keaneka ragaman geologikal dan biologikal
dimasing-masing pulau; (4) terdokumentasinya data dan informasi tentang keaneka ragaman budaya dimasing-masing pulau.
(5) terbangunnyamodel pengelolaan
sumberdaya alam geological, biological dan cultural secara terpadu dan
berkelanjutan, maka akan memberi dampak peningkatan IPTEK para petani dan para nelayan
serta potensi sumberdaya alam geologikal, dan biological di ekosistem mangrove,
ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang akan lestari dan ramah lingkungan.
Kata Kunci :Pengelolaan,
Geological, Biological dan
Cultural, terpadu, lestari
1.1.LATAR BELAKANG.
Kepulauan Wakatobi dalam wilayah garis
wallacea ialah terletak di bagian Barat garis wallacea dengan dikelilingi
oleh laut Banda pada bahagian Timur
sampai bahagian Utara dan laut Flores pada bahagian Selatan sampai bahagian
Barat kepulauan wakatobi
Gambar 1. Wilayah Garis Wallacea
|
Kepulauan Wakatobiadalah merupakan gugusan
pulau-pulau kecil yang berjejer dari Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau
Tomia dan Pulau Binongko (WAKATOBI).
Gambar 1 . Kepulauan Wakatobi
|
Kepulauan wakatobi adalah memiliki keaneka ragaman geological, biological dan
cultural yang tinggi, sehingga oleh pemerintah Indonesia menetapkan kepulauan
Wakatobi sebagai Taman Nasional dan oleh PBB ditetapkan kepulauan wakatobi
sebagai Pusat Biosfer Bumi tahun 2012.
Untuk mempertahankan potensi keaneka
ragaman geological, biological dan
cultural pada masing-masing pulau adalah dibuatkan “model pengelolaan yang terpadu dan berkelanjutan”.
Tujuan
membangun model pengelolaan terpadu dan
berkelanjutan adalah diharapkan dalam pelaksanaan pembangunan di ekosistem Mangrove, ekosistem Lamun, dan ekosistem
Terumbu Karang tercipta keterpaduan antara
masyarakat nelayan, pemegang adat (Sara) dan Pemerintah.
Sasaran keterpaduan adalah tercipta
ketentraman, kelestarianpotensi sumberdaya
alam dan keberlanjutan pembangunan.
Mengacu pada uraian tersebut diatas, maka
penulis menyusun permasalahan pokok
sebagai berikut;
1.2. Permasalahan Pokok
:
1. Bagaimana
keanekaragaman biological di ekosistem mangrove, Lamun dan Terumbu Karang di
masing-masing pulau di kepulauan Wakatobi.
2. Bagaimana keanekaragaman biological di daratan masing-masing pulau di kepulauan wakatobi
3. Mengkaji keanekaragaman geological dimasing-masing
pulau kepulauan wakatobi;
4. Mengkaji
keanekaragaman budaya dimasing-masing pulau kepulauan wakatobi;
5. Membangun model pengelolaan sumberdaya alam geological, biological and cultural secara terpadu dan berkelanjutan di
masing-masing pulau kepulauan wakatobi.
1.3. Tujuan Pokok :
:
1. Mengkaji keanekaragamanbiologikalpada perairan
ekosistem mangrove, ekosistem Lamun dan ekosistem Terumbu Karang di
masing-masing pulau kepulauan Wakatobi.
2. Mengkaji keanekaragaman biologikal pada wilayah daratan
di masing-masing pulau kepulauan wakatobi
3. Mengkaji keanekaragaman geologikal dimasing-masing
pulau kepulauan wakatobi;
4. Mengkaji
keanekaragaman budaya dimasing-masing pulau kepulauan wakatobi;
5. Membangun model pengelolaan sumberdaya alam geological, biological and cultural secara terpadu dan berkelanjutan di
masing-masing pulau kepulauan wakatobi.
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. Kajian
Keanekaragaman Biologikal Pada Perairan Ekosistem Mangrove, Ekosistem Lamun
Dan Ekosistem Terumbu Karang Dan Lautan Di Masing-Masing Pulau Kepulauan Wakatobi.
1.
Kajian keanekaragaman biologikal di ekosistem Lamun
dan Terumbu Karang Pulau Wangi-Wangi :
a)
Potensi keragaman biologi di perairan ekosistem
Lamun : ikan Baronang, ikan Hilsa, Kuda
Laut,ikan Kakap, Pari, ikan Barakuda, lobster putih
b) Potensi keragaman biologi
di perairan ekosistem Terumbu Karang:ikan Kuwe, Ikan Barakuda, ikan Pari, ikan
Injel, ikan Buntal, ikan Kerapu, ikan Lepu, dan ikan Hiu
2.
Kajiankeanekaragaman biologi di ekosistem Mangrove,
ekosistem Lamun dan Terumbu Karang pulau Kaledupa :
a)
Potensi keragaman biologi di perairan ekosistem
Mangrove : Crustacea, cumi-cumi,
kerang-kerangan, ikan bandeng,ikan Baronang, ikan Pari manta, dan ikan Balanak,
serta udang.
b) Potensi keragaman biologi
di perairan ekosistem Lamun : ikan
Baronang, ikan Hilsa, Kuda Laut,ikan Kakap, Pari, ikan Barakuda, lobster putih
c)
Potensi keragaman biologi di perairan ekosistem
Terumbu Karang:
ikan Kuwe, Ikan
Barakuda, ikan Pari, ikan Injel, ikan Buntal, ikan Kerapu, ikan Lepu, gurita,
dan ikan Hiu.
3.
Kajian keragaman biologi di ekosistem Lamun dan Terumbu Karang
pulau Tomia :
d)
Potensi keragaman biologi di perairan ekosistem
Lamun : ikan Baronang, ikan Hilsa, Kuda Laut,ikan
Kakap, Pari, ikan Barakuda, lobster putih
e)
Potensi keragaman
biologi di perairan ekosistem Terumbu Karang:
ikan Kuwe, Ikan
Barakuda, ikan Pari, ikan Injel, ikan Buntal, ikan Kerapu, ikan Lepu, ikan Hiu,
dan penyu.
4.
Kajiankeragaman biologi di ekosistem Lamun dan
Terumbu Karang pulau Binongko :
a)
Potensi keragaman biologi di perairan ekosistem
Lamun : ikan Baronang, ikan Hilsa, Kuda
Laut,ikan Kakap, Pari, ikan Barakuda, lobster putih
b)
Potensi keragaman biologi di perairan ekosistem Terumbu
Karang:
ikan Kuwe, Ikan
Barakuda, ikan Pari, ikan Injel, ikan Buntal, ikan Kerapu, ikan Lepu, ikan Hiu,
dan penyu.
2.2. Kajian
keanekaragaman biologikal pada wilayah daratan di masing-masing pulau
kepulauan Wakatobi.
1.
Kajian keragaman biologi di wilayah daratan pulau Wangi-Wangi :
a)
Potensi keragaman flora didaratan : kelapa,
umbi-umbian, jagung dan lainnya
b)
Potensi keragaman faunadiwilayah daratan : burung bangau,
burung elang, burung kakatua, dan kelelawar.
2.
Kajiankeragaman biologi di daratan Pulau Kaledupa :
Potensi flora didaratan pulau Kaledupa : kayu jati, jambu
mete, kelapa, umbi-umbian,pisang, dan jagung
a)
LOKASI PERUMAHAN DILAHAN
MANGROVE SELUAS 2,5 HA
|
30unit
|
Lokasi penangkapan ikan dengan
Sero dan Bubu
|
Lokasi penangkapan kepiting
|
Lokasi
Penelitian
Lingkungan
Siru
Kec.
Kaledupa
|
b)
Potensikeragaman fauna didaratan pulau Kaledupa:
kambing, rusa, burung nuri, burung elang, burung bangau, burung kakatua, dan
kelelawar.
3.
Kajian keragaman biologi didaratan pulau Tomia :
a)
Potensi keragaman flora didaratan pulau Tomia: kayu
bambu, kelapa, umbi-umbian, pisang, dan jagung
b) Potensi fauna didaratan
pulau Tomia: kambing, burung nuri, burung elang, burung bangau, burung kakatua,
dan kelelawar.
4.
keragaman biologi di Kajian daratan pulau Binongko :
a)
Potensi keragaman flora di daratan pulau Binongko: kelapa
dan umbi-umbian
b) Potensi keragaman fauna
di daratan pulau Binongko : kambing, burung nuri, burung elang, burung bangau,
burung kakatua, dan kelelawar.
2.3. Kajian
keragamangeologi pada wilayah daratan di masing-masing pulau kepulauan
Wakatobi.
Kajian keragaman geologi kepulauan wakatobi adalah
dimulai dari Pulau Wangi-Wangi , pulau
Kaledua, pulau Tomia dan pulau Binongko.
1.
Kajian keragaman geologi di pulau Wangi-Wangi :
a)
Potensi keragaman geologi wilayah daratan Pulau
Wangi-Wangi adalah 100 % batu bertanah-tanah mulai dari pantai sampai
pegunungan,
b)
Potensi geologi wilayah Lamun adalah 90 % pasir
putih campur batu dan 10 % berlumpur campur pasir.
c)
Potensi geologi wilayah terumbu karang adalah 60 %
berkarang dan 40 % berpasir.
.
2.
Kajian keragaman geologi
di pulau Keledupa :
a)
Potensi geologi wilayah daratan pulau Kaledupaadalah
75 % Tanah, dan 25 % Batu bertanah-tanah mulai dari pantai sampai pegunungan
b)
Potensi geologi wilayah ekosistem Mangrove pulau
Kaledupa adalah 90 % berlumpur dan 10 % Berpasir.
c)
Potensi geologi wilayah ekosistem Lamun pulau
Kaledupa adalah 50 % berlumpur dan 50 % berlumpur campur pasir
d)
Potensi geologi wilayah ekosistem terumbu karang pulau
Kaledupa adalah 50 % berkarang dan 50 %
berpasir.
..,
3.
Kajian keragaman geologi di pulau Tomia :
a)
Potensi keragaman geologi wilayah daratan pulau
Tomia adalah100 % batu bertanah-tanah mulai dari pantai sampai pegunungan,
b)
Potensi keragaman geologi wilayah Lamun pulau Tomia adalah 95 % pasir putih campur batu dan 5 %
berlumpur campur pasir.
c)
Potensi keragaman geologi wilayah terumbu karang pulau
Tomia adalah 60 % berkarang dan 40 %
berpasir.
.
4.
Kajian keragaman geologi di pulau Binongko :
a)
Potensi keragaman geologi wilayah daratan pulau
Binongko adalah100 % batu bertanah-tanah mulai dari pantai sampai pegunungan,
b)
Potensi keragaman geologi wilayah Lamun pulau
Binongkoadalah 90 % pasir putih campur batu dan 10 % berlumpur campur pasir.
c)
Potensi geologi wilayah terumbu karang pulau
Binongkoadalah60 % berkarang dan 40 %
berpasir.
.
2.4. Kajian keanekaragaman budaya di kepulauan
Wakatobi.
Budaya untuk mengatur pelaksanaan
pembangunan di Kepulauan Wakatobisaat ini adalah sama dengan budaya
kesultanan buton pada zaman sebelum medeka. Budaya dimaksud adalah SARA. SARA di
kepulauan wakatobi adalah terdiri atas
SARA pulau wangi-wangi, SARA pulau Kaledupa, SARA pulau Tomia dan SARA
pulau Binongko. Pada tanggal 30 Desember 2014, SARA Kesultanan BUTON pergi Ibukota
Kabupaten Wakatobi di Wangi-Wangi untukmelantik para SARA di pulau wangi-wangi, pulau kaledupa, pulau
tomia dan pulau binongko. Komponen SARA dimasing-masing pulau terdiri atas
Kaomu dan Walaka.Kaomu dipimpin oleh lakina atau miantuu bertugas untuk
melaksanakan pembangunan; dan Walaka dipimpin oleh Bontogena dengan tugas
membuat aturan, mengadili perkara masyarakat dan memberi sanksi kepada masyarakat yang
melanggar aturan. Fungsi SARA adalah membantu jalannya pemerintahan utamanya pengelolaan
sumberdaya alam kelautan agar pengelolaan sumberdaya alam kelautan di ekosistem
mangrove, ekosistem Lamun dan Ekosistem Terumbu Karang dapat ramah lingkungan,
lestari dan berkelanjutan. Konsekwesi pembentukan SARA ini adalah dibiayai oleh
APBD Kabupaten Wakatobi setiap tahun.
2.5.
Membangun
model pengelolaan sumberdaya alam geological, biological and cultural secara
terpadu dan berkelanjutan di kepulauan wakatobi
Proses Produksi
|
Pema-saran
|
1.
SARA
2.
Pemerintah Daerah
3.
Nelayan
4.
Pebisnis
5.
Sumberdaya Geologikal, Biologikal Di
Ekosistem Mangrove, Lamun Dan Terumbu Karang.
|
INPUT
|
1.
Sumberdaya Geologikal, Biologikal di ekosistem mangrove, lamun dan terumbu
karang lestari
2.
Kesejahteraan masyarakat meningkat
3.
Pertumbuhan Ekonomi Meningkat
|
OUTPUT
|
PROSES
|
Sara
|
Pemerintah
|
IPTEK dari
Perguruan Tnggi
|
Lembaga Keuangan
Bank dan Non-Bank
|
Saran dan
Prasarana
|
Pasca-panen
|
Gambar Model Pengelolaan
Sumberdaya Alam Geological, Biological Dan Cultural Secara Terpadu Dan Berkelanjutan
Keterangan :
·
Input adalah :
o sumberdaya alam
geological dan biological di wilayah daratan, diwilayah laut khususnya di
wiilayah ekosistem mangrove, lamun, terumbu karang, dan lautan.
o SARA adalah aparat
eksekutif dan legislatif ditingkat lokal masing-masing pulau yang bertugas
membuat aturan dan mengadili masyarakat yang melanggar aturan.
o Pemerintah adalah
komponen yang mendukung sarana dan prasarana serta penegakan hukum dalam
pengelolaan sumberdaya alam geological, dan biological di masing-masing pulau.
o Nelayan adalah
pelaku produksi pemanfaatan sumberdaya ikan di ekosistem mangrove, ekosistem
lamun dan ekosistem terumbu karang serta lautan
o Pebisnis adalah
pelaku usaha industri dan pemasaran komoditi kelautan dan perikanan.
·
Proses adalah :
o Kegiatan
penangkapan ikan di ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu
karang serta lautan.
o Kegiatan Pasca
panen mengolah ikan menjadi input produksi komoditi ikan.
o Kegiatan pemasaran
mengantar barang ke pasar lokal, pasar antar pulau dan pasar ekspor.
·
Kegiatan penangkapan ikan, kegiatan pasca panen dan
kegiatan pemasaran ialah didukung oleh SARA, Pemerintah, sarana dan prasarana,
lembaga bank dan non-bank, serta Iptek dari perguruan tinggi
·
Output adalah :
o Dengan
dilaksanakannya Model Pengelolaan Sumberdaya Alam Geological, Biological Dan
Cultural Secara Terpadu Dan Berkelanjutan maka akan berdampak pada
§ Sumberdaya
Geologikal, Biologikal di ekosistem
mangrove, lamun dan terumbu karang akan lestari
§ Kesejahteraan
masyarakat nelayan dan pebisnis akan meningkat
§
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wakatobi
akan Meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Onu.L, 2007.
IMPLEMENTASI RISET AGENDA DIWILAYAH COREMAP II KABUPATEN WAKATOBI, Lemlit
Unhalu
Onu.L, 2007.
WORKSHOP PENYIAPAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DI KABUPATEN WAKATOBI,
Lemlit Unhalu
DKP Prov.
Sultra.2014, PEMBINAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN
WAKATOBI, DKP Sultra, Kendari.
Newest Coin Casino? ▷️ Bonus Offers 2021
BalasHapusYou'll find 인카지노 the newest casino bonuses listed at the site from the top casino septcasino websites. What are the most popular coins casino? Why are there 1xbet korean new coin